Sunday, January 17, 2010

BERITA KEPADA KAWAN

Membahayakan Tauhid, Lagu Ebiet G Ade “Berita Kepada Kawan



Setiap kali terjadi bencana di tanah air, lagu Ebiet G Ade yang berjudul “Berita Kepada Kawan” sering diputar di stasiun-stasiun televisi menjadi background music. Aku pun suka lagu itu. Kalau gitaran, lagu “Berita Kepada Kawan” biasa aku mainkan.
Tapi, lama kelamaan menyanyikan lagu itu, rasa-rasanya kok ada yang gak enak di perasaan. Hmmmpf….. Kenapa ya? Musiknya bagus, liriknya juga menyentuh perasaan. Apa ada yang nggak tepat… Coba kita simak dulu syairnya :

“Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan
Sayang engkau tak duduk di sampingku kawan
Banyak cerita yang mestinya kau saksikan
Di tanah kering bebatuan

Tubuhku terguncang dihempas batu jalanan
Hati tergetar menatap kering rerumputan
Perjalanan ini pun seperti jadi saksi
Gembala kecil menangis sedih

Kawan coba dengar apa jawabnya
Ketika kutanya mengapa
Bapak ibunya telah lama mati
Ditelan bencana tanah ini

Sesampainya di laut kukabarkan semuanya
Kepada karang kepada ombak kepada matahari
Tetapi semua diam tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri terpaku menatap langit
Barangkali di sana ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita

Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
 Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang.”


Ternyata memang ada sebaris kalimat yang mengganggu, menyinggung lingkup ketauhidan.
Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa”.

Siapa Ebiet dan apa yang dimaksud dengan Tuhan (T huruf besar) dalam lagu itu? Apa agama yang dianut Kang Ebiet?
Baiklah kita kerucutkan bahwa Kang Ebiet beragama Islam dan yang dimaksud dengan kata Tuhan itu adalah Allah Ta’ala. Kalau ternyata Ebiet G Ade tidak beragama Islam, tidak perlu dibahas lebih lanjut dan dianjurkan untuk tidak lagi ikut menyanyikan lagu itu dengan perasaan yang tertuju pada “Tuhan”. Alias tidak ikut-ikut.
Kenapa menyinggung lingkup ketauhidan? Sayangnya aku bukan ahli hadist, bukan ahli tafsir, bukan ahli fiqh. Kalau aku ahli-ahli itu semua dan perasaan ketauhidanku terganggu dengan kalimat itu tentu aku bisa mencari dalil-dalil yang berkaitan, atau kaidah-kaidah fiqiyyah yang bersinggungan dengan pelanggaran ketauhidan..
Sifat Allah Ta’ala yang mukhal diantaranya adalah bosan. Tidak mungkin Allah punya sifat bosan. Dalam lagu itu ada kata “mungkin”, yang jelas diartikan mengandung dua jawaban, yaitu mungkin iya dan mungkin tidak. Dikaitkan dengan kalimat-kalimat syair sebelumnya, berarti Allah Ta’ala menciptakan bencana karena mungkin bosan melihat tingkah laku makhluk-Nya yang bangga dengan dosa-dosa. Disinilah letak ketersinggungan tauhid. Tuhan (Allah Ta’ala) tidak mungkin dan sekali lagi tidak mungkin bosan, sampai-sampai karena kebosanan-Nya itu kemudian membuat bencana untuk makhluknya yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa.
Lagu itu memungkinkan Tuhan (Allah Ta’ala) bosan !!!
Kadang kita memang berlebihan mempersonifikasikan Tuhan sama dengan manusia. Ungkapan kecintaan lewat syair, tapi tidak ada kehati-hatian bahwa syair kita telah menyinggung sifat dan kesempurnaan Tuhan.
Dulu pernah ada lagu yang dilarang, karena ada kalimat “Takdir memang kejam”. Dengan bermacam dasar ketauhidan pula lagu itu dilarang kalau kalimatnya tidak diganti. Tapi kenapa lagu Ebiet G Ade dengan judul “Berita kepada kawan” ini tidak dilarang, padahal juga menyinggung ketauhidan?? Ataukah aku yang salah mengapresiasi???

No comments:

KALENDAR

BASAHI LIDAHMU DENGAN MENYEBUT NAMA- NAMA ALLAH